
Kasih ibu kepada beta…….tak terhingga sepanjang masa……..
Dari sepenggal bait lagu di atas, seharus & sepatutnyalah kita juga senantiasa selalu ingat terhadap apa yang telah dilakukan ibu terhadap kita, kita wajib selalu mendoakan agar ibu kita selalu diberi kesehatan dan keberkahan olehNya. Kita sebagai anak juga harus senantiasa berbakti kepadanya baik selama ibu kita hidup ataupun setelah meninggal. Kasih kita kepada ibu juga tak terhingga sepanjang masa……
Tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu telah dikukuhkan oleh Pemerintah dengan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959, yang menggambarkan semangat perjuangan kaum perempuan Indonesia tersebut sebagaimana tercermin dalam lambang Hari Ibu berupa setangkai bunga melati dengan kuntumnya, yang menggambarkan :
1. Kasih sayang kodrati antara ibu dan anak.
2. Kekuatan, kesucian antara ibu dan pengorbanan anak.
3. Kesadaran wanita untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhlasan bakti dalam pembangunan bangsa
dan negara.
Di hari Ibu ini semoga kita menyadari sedalam dalamnya akan betapa besarnya kasih sayang ibu. Kasih sayang dan jasa yang tak mungkin dapat dibalas dengan apapun. Ibu, sosok wanita yang juga tidak luput dari potensi dasar ini. Sebagaimana manusia pada umumnya, maka ibupun tidak lepas dari kekurangan maupun kesalahan. Namun persentasinya jika dibandingkan dengan segala jerih payahnya tidak seimbang. Justru jerih payahnya, kontribusinyalah yang melebihi persentasi dari kekurangan/kesalahannya tersebut (mendominasi). Umumnya kita berpikir bahwa kontribusi ibu berada pada ruang lingkup keluarga saja, padahal kontribusinya berestafet, distribusinya kontinyu dalam wilayah akar sejarah manusia pada umumnya dan akar sejarah Islam pada khususnya untuk kemudian melahirkan karya-karya yang melegenda.
Ketika Nabi Muhammad SAW ditanya oleh sahabat siapa yang pantas lebih dahulu untuk dimulyakan dan dijunjung tinggi dalam kehidupan maka jawab Nabi “Ibumu“. Sahabat tanya lagi, kemudian siapa, Nabi menjawab, Ibumu. Sahabat tanya yang ketiga kalinya, kemudian siapa Ya Rosulallah. “Ibumu” kata Nabi. Lalu siapa, sahabat masih tanya lagi. “Ayahmu”, kata Nabi. Ya ibu disebutkan hingga 3 kali oleh Nabi Muhammad SAW saking besarnya derajat ibu. Baru setelah itu disebutkan ayah yang pantas untuk dimulyakan.
Ada beberapa peristiwa-peristiwa yang fenomenal dimana aktor menonjolnya adalah sosok ibu diantaranya adalah :
1. Hawa. Adalah sosok ibu pertama, inilah akar sejarah ibu dalam konteks reproduksi (melahirkan anak-anak gererasi pertama). Sejarah juga mencatat beberapa karakter dasar seorang anak dari interaksi dengan orang tua mereka (ibu).
2. Ibunda Musa AS. Adalah sosok ibu yang merefleksikan ketauhidan dan aqidah. Ia tsiqah terhadap Rabbnya (Allah SWT) dengan melepas nabi Musa ke aliran sungai nil. Ia mempercayakan sepenuhnya kepada Allah swt, karena ia sadar betul bahwa segala sesuatu yang ia peroleh di dunia pada hakikatnya milik Allah dan pasti kembali pada Allah.
3. Asiah (istri Fir’aun). Adalah sosok ibu yang mereduksi, merekontruksi kasih sayang alamiah. Wajar jika ibu memiliki perhatian & kasih sayang yang lebih pada anak kandungnya. Tapi dari peristiwa pengangkatan nabi Musa menjadi anaknya dan mewarisi kerajaannya setelah diselamatkan dari sungai, karakter inilah yang menjadi pijakan akan esensi sifat hakiki seorang ibu, yakni kasih sayang.
4. Siti Hajar. Adalah sosok ibu yang mengilustrasikan ikhtiar & kerja keras. Peristiwa berlarinya Siti Hajar dari bukit Shafa ke bukit Marwa dan sebaliknya mengingatkan kita tentang kekuatan, karakter yang tidak lemah walaupun ditengah himpitan yang sangat. Peristiwa yang memberikan informasi tarbawi kepada kita akan materi dasar sebuah ikhtiar dan kerja keras. Mengajarkan untuk berorientasi, fokus terhadap usaha dan menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah (prosedur beraktivitas).
5. Siti Maryam. Adalah sosok ibu yang mendeskripsikan karakter dan sifat sabar. Di tengah cercaan, makian dan fitnah terhadap diri dan anaknya atas peristiwa kelahiran nabi Isa as yang Allah skenariokan serta Dia kehendaki tanpa ayah biologis, Siti Maryam menggunakan ‘tools’ sabar untuk menghadapinya. Peristiwa inilah yang kemudian menjadi sejarah akan salah satu buah dari kesabaran, yakni kemuliaan.
6. Siti Aminah. Beliau adalah ibunda yang melahirkan sosok manusia luar biasa, melalui rahimnyalah Nabiyullah Rasulullah, Khatamul Anbiya Muhammad saw dilahirkan. Peristiwa dan sejarah ini untuk kemudian merepresentasikan status, potensi dan kekuatan manusia diciptakan. Bahwa setiap kita pada dasarnya memiliki status baik (kualitas baik) karena kita berhasil diproduksi dengan baik dan dari yang baik.
Setiap manusia pada dasarnya memiliki potensi besar, karena manusia lahir dari sosok yang memiliki sejarah perkembangan yang besar pula. Setiap kita pada dasarnya memiliki kekuatan yang dahsyat/luar biasa, karena kita diciptakan, di’setting’, di’packaging’ oleh ALLAH, Dzat yang Maha Dahsyat, Maha Luar Biasa.
7. Hamimatus Sa’diah. Ummat Islam pada umumnya cukup familiar dengan nama ini. Beliau adalah ibu persusuan Rasulullah Muhammad saw. Beliau tercatat dan dikenal pada zamannya berasal dari keluarga yang baik, pendidikan yang baik, sosok pribadi yang baik dan memiliki kualitas asi yang baik. Peristiwa ini, setidaknya dapat memfilosofikan tarbiyah Islamiyah. Segala sesuatu yang didukung banyak dengan baik maka yang dihasilkan akan juga baik. Anak dididik dengan baik maka ia akan menjadi pribadi yang baik.
8. Siti Khadijah. Istri pertama Rasulullah Muhammad SAW, ibundanya anak-anak nabi. Sosok yang men’support’ dakwah nabi, mendampingi nabi dan membelikan perlindungan yang kental dengan ruh keibuan sehingga Rasulullah merasa nyaman meskipun dalam himpitan.
Sebenarnyanya masih banyak lagi peristiwa-peristiwa lain yang menginspirasi sosok ibu. Dari 8 sosok ibu di atas, kita dapat menemukan sekaligus memperhatikan, ternyata karakter-karakter tersebut juga ada pada ibunda-ibunda kita.
1. Ibu melahirkan kita. Teringat 9 bulan mengandung serta perjuangan keras untuk melahirkan.
2. Ibu mengenalkan kita kepada Allah. Teringat informasi awal akan ketauhidan.
3. Ibu memberikan kasih sayang kepada kita. Teringat berbagai hal yang merepotkannya, namun ia tetap menebarkan bentuk-bentuk kasih sayang.
4. Ibu sang pekerja keras. Teringat berbagai upaya yang ia lakukan semenjak mengandung untuk memberikan yang terbaik untuk kita.
5. Ibu sang penyabar. Teringat berbagai hal cukup menyakitinya dan melelahkannya, namun ia tetap menunjukkan kesabaran.
6. Ibu sang perancang kebaikan. Teringat doktrin yang ia berikan sejak kecil, “jadi anak yang baik yang nak, berbakti kepada Allah, Agama, Nusa dan Bangsa.” atau “mudah-mudahan nanti jika kamu besar, jadi orang ya nak.”
7. Ibu sang pendidik ulung. Teringat didikan alamiah yang ia berikan, merupakan fitrah dasar seorang ibu.
8. Ibu memberikan perlindungan kepada kita. Teringat berbagai kejadian yang kita alami, ia ada di belakang kita untuk ‘stand by’ menjaga.
Semoga 8 karakter ini dapat jadikan referensi ‘mind set’ untuk menjalani rute kehidupan maupun bersikap proporsional dengan ibu pada khususnya dan bersikap proporsional dengan orangtua pada umumnya.
Peran seorang ibu ternyata sangat besar untuk kemajuan sebuah bangsa. Karena dari ibulah lahir bibit / generasi penerus yang akan menjadi tulang punggung maju tidaknya bangsa ini. Maju tidak bangsa ini maka ibulah itu kuncinya. Ketika seorang ibu berhasil menjadi ibu yang baik dan memberikan pendidikan yang baik bagi anaknya maka anaknya kelak akan menjadi anak yang berbakti dan siap menjadi generasi yang baik. Ibu yang baik akan melahirkan anak yang baik. Sebaliknya ibu yang tidak memberikan pendidikan yang optimal, maka alamat bangsa ini akan mengalami kehancuran. Padahal kita tahu sukses tidaknya sebuah bangsa ialah karena peran generasi penerusnya. Maka jika seorang ibu tidak bisa mendidik putra putrinya, maka tentu saja bangsa ini akan memiliki masa depan yang kelam.
Maka dari itu, melalui hari ibu ini, marilah kita hormati ibu kita. Kita ingat semua jasa-jasanya terhadap diri dan bangsa ini. “Selamat hari ibu”. Terima kasih ibu. Kau telah memberikan kami hidup dan kehidupan. Kau telah berikan kami pendidikan. Kau telah persembahkan jerih payahmu pada kami untuk hidup kami. Kau telah curahkan kasih sayangmu yang tulus tanpa kenal lelah dan putus asa. Kau telah rela menjadi pelayan kami mulai kecil hingga dewasa. Maafkan segala kekeliruan kami jika ternyata kami belum bisa membalas semua amal baktimu pada kami. Dan jujur, kami tidak akan mampu membalas semua kebaikan, semua kasih sayang yang kau curahkan pada kami.
Rekan2 serta handai taulan yang terhormat, dalam peringatan hari Ibu ini, saya mohon doanya untuk ibu saya. Ibuku saat ini masih dalam kondisi kurang sehat dan masih dalam pengobatan rutin, sekira rekan2 serta handai taulan berkenan saya mohon doanya semoga ibuku diberi kesembuhan dari penyakitnya serta selalu diberi kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Terima kasih atas doanya.
Semoga kita semua selalu diberi kesejahteraan lahir batin, segala niat & hajat baik kita semoga akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Amin.......
arikenya wibowo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
belajar menulis, belajar membaca, belajar berkomentar, belajar dikomentari............ why not???