Jangan kamu takut sesuatu selain dosamu sendiri.....
Jangan sekali kali kamu merasa malu belajar tentang sesuatu yang belum kamu ketahui.......

Luangkanlah waktumu untuk membaca/menulis, tapi jangan kamu habiskan waktumu hanya untuk membaca/menulis

10 Maret 2011

DISIPLIN

PENGERTIAN DISIPLIN

Disiplin berasal dari akar kata “disciple“ yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.

Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik. Kedisiplinan seseorang adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya.

Disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan organisasi.

Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.

Kurang pengetahuan tentang peraturan, prosedur, dan kebijakan yang ada merupakan penyebab terbanyak tindakan indisipliner. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut pihak pimpinan sebaiknya memberikan program orientasi kepada tenaga pegawai/anggota yang baru pada hari pertama mereka bekerja, karena pegawai/anggota tidak dapat diharapkan bekerja dengan baik dan patuh, apabila peraturan/prosedur atau kebijakan yang ada tidak diketahui, tidak jelas, atau tidak dijalankan sebagai mestinya. Selain memberikan orientasi, pimpinan harus menjelaskan secara rinci peraturan peraturan yang sering dilanggar, berikut rasional dan konsekwensinya. Demikian pula peraturan/prosedur atau kebijakan yang mengalami perubahan atau diperbaharui, sebaiknya diinformasikan kepada staf melalui diskusi aktif.

1. Macam – Macam Kedisiplinan.

a. Disiplin dalam Menggunakan Waktu. Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik.

b. Disiplin dalam Beribadah. Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturan-peratuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِيْنَ . اَلَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلاَ تِهِمْ سَاهُوْنَ .

Artinya: Maka kecelakaanlah bagai orang-orang yang salta, (situ) orang-orang yang lalai dari shalatnya”. ( QS. Al-Ma`un:4-5 )

c. Disiplin dalam Masyarakat.

d. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses pencapaian suatu tujuan, sampai terjadi erosi disiplin maka pencapaian suatu tujuan akan terhambat, diantara faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah :

1) Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya, banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup.

2) Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan dan aturan serta ingin sebebas-bebasnya.

3) Pola dan sistem suatu aturan yang sering berubah.

4) Motivasi sesorang yang cenderung menurun.

5) Longgarnya peraturan yang ada.

Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya. Disiplin merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai, untuk itu sesorang memerlukan pemahaman tentang landasan dalam kehidupannya, sebab saat ini banyak terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin.

Macam-macam bentuk disiplin selain seperti yang disebutkan diatas, disiplin juga terbagi menjadi :

a. Disiplin Diri Pribadi. Apabila dianalisi maka disiplin mengandung beberapa unsur yaitu adanya sesuatu yang harus ditaati atau ditinggalkan dan adanya proses sikap seseorang terhadap hal tersebut. Disiplin diri merupakan kunci bagi kedisiplinan pada lingkungan yang lebih luas lagi. Contoh disiplin diri pribadi yaitu tidak pernah meninggalkan Ibadan lepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

b. Disiplin Sosial. Pada hakekatnya disiplin sosial adalah Disiplin dari dalam kaitannya dengan masyarakat atau dalam hubunganya. Contoh prilaku disiplin sosial adalah melaksanakan siskampling dan kerja bakti. Senantiasa menjaga nama baik masyarakat dan sebagaiannya.

c. Disiplin Nasional. Berdasarkan hasil perumusan lembaga pertahanan nasional, yang diuraikan dalam disiplin nasional untuk mendukung pembangunan nasional. Disiplin nasional diartikan sebagai status mental bangsa yang tercemin dalam perbuatan berupa keputusan dan ketaatan. Baik secara sadar maupun melalui pembinaan terhadap norma-norma kehidupan yang berlaku.

Disiplin Nasional pada hakekatnya mencakup hal-hal :

1) Terbitnya kesadaran masyarakat dan aparat penyelenggaraan terhadap arti pentingnya disiplin negara.

2) Tertibnya ketaatan bangsa kepada aturan hukum.

3) Terbentuk sistem perilaku demokrasi Konstitusi yang efektif dan efisien

Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin nasional :

1) Menerima pancasila sebagai satu-satunya asas dalam berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.

2) Kita telah memiliki berbagai peraturan yang kita yakini kebenarannya.

3) Kita telah memahami. menghayati dan mengamalkan Pancasila.

4) Partisipasi masyarakat terhadap pembangunan.

Faktor-faktor penghambat terhadap disiplin nasional :

1) Banyaknya pengaruh liberalisme, sosialisme, komunisme, panatisme yang berlebihan.

2) Teladan pemimpinan yang tidak memuaskan.

3) Banyaknya aspirasi masyarakat yang tidak terpenuhi.

Upaya menumbuhkan disiplin nasional :

1) Keteladanan.

2) Teguran.

3) Sanksi yang tepat.

Contoh pelaksanaan disiplin nasional dalam kehidupan sehari-hari :

1) Masuk dan keluar kantor sesuai waktunya.

2) Menindak pelanggaran peraturan lalu lintas.

3) Mengenakan sanksi bagi wajib pajak yang tidak patuh.

Pada dasarnya ada dua dorongan yang mempengaruhi disiplin :

a. Dorongan yang datang dari dalam diri manusia yaitu dikarenakan adanya pengetahuan, kesadaran, keamanan untuk berbuat disiplin.

b. Dorongan yang datangnya dari luar yaitu dikarenakan adanya perintah, larangan, pengawasan, pujian, ancaman, hukuman dan sebagainya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kedisiplinan.

Ada beberapa indikator agar disiplin dapat membina dan dilaksanakan dalam suatu proses, sehingga sesuatu yang menjadi tujuan dapat ditingkatkan yaitu sebagai berikut :

a. Melaksanakan tata tertib dengan baik. Tata tetib yang berlaku merupakan aturan dalam ketentuan yang harus ditaati oleh siapa pun demi kelancaran suatu proses mencapai tujuan.

b. Taat terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku.

c. Menguasai diri dan intropeksi.

Adapun hal yang perlu diperhatikan yakni langkah-langkah untuk menanamkan kedisiplinan meliputi :

a. Dengan Pembiasaan. Melakukan hal-hal dengan tertib dan teratur. Kebiasaan-kebiasaan ini akan berpengaruh besar terhadap ketertiban dan keteraturan dalam hal-hal lain.

b. Dengan contoh dan teladan. Selalu menjadi contoh dan teladan, jangan membiasakan sesuatu kepada orang lain tetapi dirinya sendiri tidak melaksanakan hal tersebut. Hal tersebut akan menimbulkan rasa tidak senang dan tidak ikhlas melakukan sesuatu yang dibiasakan, akan berakibat bawha pembiasaan itu sebagai pembiasaan yang dipaksakan dan sulit sekali menjadi disiplin yang tumbuh secara alami dari dalam diri atau dari dalam lubuk hati nurani sebagai pembiasaan lingkunganya.

c. Dengan Penyadaran. Memberikan penjelasan-penjelasan tentang pentingnya nilai dan fungsi dari peraturan-peraturan itu dan apabila kesadaran itu lebih timbul dari diri sendiri berarti telah timbul disiplin.

d. Dengan Pengawasan. Pengawasan bertujuan untuk menjaga atau mencegah agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Pengawasan harus terus-menerus dilakukan, terlebih lagi dalam situasi-situasi yang sangat memungkinkan untuk berbuat sesuatu yang melanggar tata tertib/aturan.

Allah SWT pada dasarnya telah mengajarkan kepada manusia tentang kedisiplinan. Sebagai contoh kita perhatikan Firman-Nya :

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَواةَ فَأَذْكُرُوْا اللهَ قِيَمًا وَقُعُوْدًا وَعَلَى جُنُوْبِكُمْ فَإِذَا اَطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيْمُوْا الصَّلَواةَ كَانَتْ عَلَى اْلمُؤْمِنِيْنَ كِتَبًا مَّوْقُوْتًا.

Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat-mu ingatlah Allah di waktu berdiri, diwaktu duduk dan diwaktu berbaring. Kemudian apabil kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. ( QS. An-Nisa: 103 )

Disiplin adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidup dan bisnis. Tokoh-tokoh terkenal dunia berbicara tentang Disiplin :


“Jika kamu tidak dapat menundukkan dirimu, maka dirimu akan menundukkan kamu”
(Napoleon Hill)

“Untuk tiap usaha mendisiplinkan diri, akan ada reward-reward berkali lipat” (Jim Rohn)

“Disiplin adalah jembatan antara goal dan penyampaiannya” (Jim Rohn)

“Selama Manusia berdiri di jalannya yang tepat dalam mencapai impian, segala sesuatunya akan seperti itu juga” (Ralph Waldo Emerson)

DISIPLIN KUNCI KESUKSESAN

Kesuksesan tidak lain adalah berawal dari kedisiplinan. Disiplin dalam pengertian bebas berarti ketaatan atau kepatuhan seseorang terhadap peraturan/tata tertib yang telah dibuat dan disepakati. Dalam kontek penggunaannya, kedisiplinan terbagi menjadi tiga katagori yaitu disiplin militer, disiplin semi-militer dan disiplin non-militer. Disiplin militer diberlakukan bagi kalangan Angkatan Bersenjata (TNI) dan Polri, disiplin semi-militer diterapkan di kalangan Menwa, Pendidikan Kelautan/Pelayaran atau sejenisnya, sedangkan kedisiplinan non militer berlaku bagi kalangan sipil (masyarakat) atau lembaga pendidikan yang relevan.

Dalam kontek kehidupan bermasyarakat/dunia pendidikan tidak semua orang terbiasa menerapkan konsep disiplin secara baik, bahkan ada yang beranggapan bahwa disiplin adalah sebuah rutinitas yang mengikat dan memberatkan, sehinga ruang gerak mereka menjadi tidak leluasa. Anggapan tersebut sungguh sangat keliru, disiplin adalah sebuah metode untuk mengatur individu, kelompok atau masyarakat agar bertindak sesuai aturan/hukum yang berlaku, ujung-ujungnya bermuara pada ketertiban dan keamanan bersama.

Permasalahan utama bangsa kita sesungguhnya terletak pada kebiasaan masyarakatnya yang sulit untuk diatur atau sulit untuk mengikuti aturan. Bukan karena mereka tidak tahu (tidak berpendidikan), tetapi lebih karena mereka tidak mau tahu dan menutup mata. Contoh konkrit yang sering terjadi di masyarakat adalah adanya larangan untuk tidak merokok di ruangan ber-AC, kenyataannya masih saja ada yang merokok tanpa merasa bersalah.

Kondisi sebenarnya bukan karena mereka tidak bisa baca simbol larangan merokok, tetapi lebih disebabkan oleh mentalitas moralitas, dan sikap disiplin yang sangat rendah. Ada lelucon konyol yang berkembang di masyarakat, lelucon itu menceritakan seorang pengendara motor yang melangar lampu merah, sepontan polisi mengejar dan memberhentikan pelanggar tersebut. Polisi bertanya “mengapa anda menerobos lampu merah, apakah anda tidak melihat”?. Pengendara motor menjawab “saya melihat lampu merah tadi menyala, tetapi… saya justru tidak melihat kalau bapak ada di sana, coba kalau saya lihat bapak di sana pastilah saya berhenti”.

Ilustrasi tersebut merupakan gambaran bahwa kita akan patuh manakala ada yang memperhatikan (penegak hukum), bukan atas dasar kesadaran mendalam dari hati nurani.

Prilaku tidak disiplin.

Beberapa prilaku tidak disiplin yang sering kita jumpai, diantarnya :

1. Kurangnya kesadaran untuk menghargai waktu dengan baik, sehingga terlambat merupakan hal yang biasa/lumrah.

2. Adanya kecenderung untuk berprilaku tidak konsisten dan tidak tertib.

3. Adanya kecenderungan untuk sulit diatur.

Ada empat kelemahan mengapa bangsa ini sulit untuk disiplin, diantaranya:

1. Belum adanya kesadaran dan keikhlasan yang hakiki dari seluruh komponen bangsa untuk berlaku disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

2. Disiplin masih dianggap sebagai kegiatan seremonial yang mengikat dan belum menjadi kebutuhan primer bangsa.

3. Telah terkikisnya mentalitas , moralitas dan rasa malu sebagai komponen bangsa yang berdaulat.

4. Disiplin lebih dianggap sebagai belenggu, ketimbang dianggap sebagai sistem pengaturan.

PRINSIP-PRINSIP DISIPLIN KERJA

1. Pemimpin mempunyai prilaku positif. Untuk dapat menjalankan disiplin yang baik dan benar, seorang pemimpin harus dapat menjadi role model/panutan bagi bawahannya. Oleh karena itu seorang pimpinan harus dapat mempertahankan perilaku yang positif sesuai dengan harapan staf.

2. Penelitian yang Cermat. Dampak dari tindakan indisipliner cukup serius, pimpinan harus memahami akibatnya. Data dikumpulkan secara faktual, dapatkan informasi dari staf yang lain, tanyakan secara pribadi rangkaian pelanggaran yang telah dilakukan, analisa, dan bila perlu minta pendapat dari pimpinan lainnya.

3. Kesegeraan. Pimpinan harus peka terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh bawahan sesegera mungkin dan harus diatasi dengan cara yang bijaksana. Karena, bila dibiarkan menjadi kronis, pelaksanaan disiplin yang akan ditegakkan dapat dianggap lemah, tidak jelas, dan akan mempengaruhi hubungan kerja dalam organisasi tersebut.

4. Lindungi Kerahasiaan (privacy). Tindakan indisipliner akan mempengaruhi ego staf, oleh karena itu akan lebih baik apabila permasalahan didiskusikan secara pribadi, pada ruangan tersendiri dengan suasana yang rileks dan tenang. Kerahasiaan harus tetap dijaga karena mungkin dapat mempengaruhi masa depannya .

5. Fokus pada Masalah. Pimpinan harus dapat melakukan penekanan pada kesalahan yang dilakukan bawahan dan bukan pada pribadinya, kemukakan bahwa kesalahan yang dilakukan tidak dapat dibenarkan.

6. Peraturan Dijalankan Secara Konsisten. Peraturan dijalankan secara konsisten, tanpa pilih kasih. Setiap pegawai yang bersalah harus dibina sehingga mereka tidak merasa dihukum dan dapat menerima sanksi yang dilakukan secara wajar.

7. Fleksibel. Tindakan disipliner ditetapkan apabila seluruh informasi tentang pegawai telah di analisa dan dipertimbangkan. Hal yang menjadi pertimbangan antara lain adalah tingkat kesalahannya, prestasi pekerjaan yang lalu, tingkat kemampuannya dan pengaruhnya terhadap organisasi

8. Mengandung Nasihat. Jelaskan secara bijaksana bahwa pelanggaran yang dilakukan tidak dapat diterima. File pegawai yang berisi catatan khusus dapat digunakan sebagai acuan, sehingga mereka dapat memahami kesalahannya.

9. Tindakan Konstruktif. Pimpinan harus yakin bahwa bawahan telah memahami perilakunya bertentangan dengan tujuan organisasi dan jelaskan kembali pentingnya peraturan untuk staf maupun organisasi. Upayakan agar staf dapat merubah perilakunya sehingga tindakan indisipliner tidak terulang lagi.

10. Follow Up (Evaluasi). Pimpinan harus secara cermat mengawasi dan menetapkan apakah perilaku bawahan sudah berubah. Apabila perilaku bawahan tidak berubah, pimpinan harus melihat kembali penyebabnya dan mengevaluasi kembali batasan akhir tindakan indisipliner.

TUJUAN DISIPLIN

Difokuskan untuk mengoreksi penampilan kerja agar peraturan kerja dapat diberlakukan secara konsisten. Tidak bersifat menghakimi dalam memberlakukan hukuman atas tindakan indisipliner.

TINDAKAN INdisiplinER

Tindakan disipliner sebaiknya dilakukan, apabila upaya pendidikan yang diberikan telah gagal, karena tidak ada orang yang sempurna. Oleh sebab itu, setiap individu diizinkan untuk melakukan kesalahan dan harus belajar dari kesalahan tersebut. Tindakan indisipliner sebaiknya dilaksanakan dengan cara yang bijaksana sesuai dengan prinsip dan prosedur yang berlaku menurut tingkat pelanggaran dan klasifikasinya.

Bimbingan à Teguran Secara Lisan à Teguran Secara Tertulis à Skors à Bimbingan..dst.

· Teguran secara lisan. Teguran secara lisan terbatas dalam hal mengingatkan perawat untuk kesalahan yang kecil dan baru pertama kali dilakukan. Sebagai suatu tindakan koreksi, biasanya teguran dilakukan secara pribadi dengan cara yang bersahabat dengan tetap memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan. Bantu bawahan untuk membuat keputusan agar tidak mengulangi kesalahannya. Buat catatan khusus bahwa perawat telah melakukan konsultasi, catat waktu, tempat, dan permasalahannya, serta kesimpulan konsultasi. Dokumen dimasukkan kedalam file pribadi perawat.

· Teguran secara tertulis. Teguran secara tertulis dilakukan apabila pelanggaran diulangi kembali, tidak menunjukan perbaikan atau pelanggarannya cukup serius. Dalam teguran secara tertulis, harus dicantumkan nama pegawai, nama pimpinan, permasalahannya, rencana perbaikan, dan batas waktu perbaikan serta konsekwensi nya apabila pelanggaran diulangi. Bawahan harus membaca dan memahami sanksi yang diberikan dan disepakati bersama. Dokumen dimasukan ke dalam file pribadi pegawai dan tembusannya diberikan kepada yang bersangkutan. Sanksi biasanya disesuaikan dengan kebijakan institusi atau organisasi setempat.

· Keputusan terakhir/skors. Keputusan terakhir atau terminasi dilakukan karena pimpinan melihat bahwa kesalahan yang dilakukan oleh bawahan sudah sangat serius dan selama batas waktu perbaikan perilaku bawahan tidak memperlihatkan perubahan. Keputusan terakhir biasanya dilakukan dengan melibatkan pimpinan organisasi/departemen. Keputusan terakhir /skors dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada tingkat kesalahannya maupun kebijakan dari institusi / organisasi. Antara lain adalah : penurunan pangkat, mutasi, penundaan kenaikan pangkat / berkala, penurunan insentif, tidak diperkenankan bekerja untuk jangka waktu pendek , jangka waktu panjang, atau akhirnya diberhentikan / dikeluarkan.

Sanksi indisipliner dilakukan untuk mengarahkan dan memperbaiki perilaku pegawai dan bukan untuk menyakiti. Tindakan disipliner hanya dilakukan pada pegawai yang tidak dapat mendisiplinkan diri, menentang/tidak dapat mematuhi praturan/prosedur organisasi. Melemahnya disiplin kerja akan mempengaruhi moral pegawai maupun pelayanan pasen secara langsung, oleh karena itu tindakan koreksi dan pencegahan terhadap melemahnya peraturan harus segera diatasi oleh semua komponen yang terlibat dalam organisasi.

Asumsi : Tidak ada orang yang sempurna, oleh sebab itu setiap individu diizinkan untuk melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut. Tindakan koreksi dilakukan apabila individu tidak dapat mematuhi peraturan sesuai standar minimal atau tidak dapat meningkatkan tujuan organisasi.

IMPLEMENTASI PROSEDUR DISIPLIN

Persiapan

§ Tangung jawab yang dilanggar sebagai bukti.

Objektif

§ Pelanggaran yang dilakukan harus diteliti dengan cermat , dengan bukti yang nyata, sebelum tindakan disipliner yang dilakukan.

§ Tindakan indisipliner harus dilakukan dengan adil.

§ Seleksi yang adil tidak pilih kasih.

Kerahasiaan

§ Catatan harus dijaga kerahasiaannya.

§ Wawancara dilakukan dengan rileks diruangan tertutup dan tenang.

§ Hormati hak individu, beri kesempatan untuk mengemukakan pendapat.

§ Diskusikan masalahnya bukan pribadinya.

MODIFIKASI PERILAKU

Dapatkah perilaku bawahan dirubah oleh perubahan perilaku pimpinan ?

Apakah perilaku pimpinan dapat digunakan sebagai contoh yang baik dan layak ditiru oleh bawahannya ?

Ada beberapa cara yang dapat digunakan pimpinan untuk menstimulasi bawahan agar dapat merubah perilaku yang kurang baik kearah yang lebih baik sehingga peningkatan kinerja sesuai standar dapat dicapai:

Penguatan yang positif

Penguatan positif akan meningkatkan kemungkinan individu untuk mengulangi kembali tindakan yang diharapkan. Hal ini dapat dilakukan dengan segera memberikan pujian terhadap hal positif yang dilakukan bawahan.

Hal lain yang dapat digunakan untuk menstimulasi bawahan adalah dengan memberikan umpan balik, seperti : perhatian, hadiah, tugas khusus, naik jabatan, pujian, senyuman dan lain-lain. Pengakuan adalah salah satu penguatan yang mudah dilakukan disamping murah. Oleh karena itu seorang pemimpin harus mengetahui dan memahami bentuk dorongan seperti apa yang perlu diberikan pada setiap bawahan dalam berbagai situasi.

KESIMPULAN

Disiplin kerja sangat penting digunakan sebagai arahan untuk membentuk dan melatih seseorang melakukan sesuatu menjadi baik, dan merupakan proses untuk menumbuhkan perasaan seseorang dalam mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi secara objektif melalui kepatuhannya manjalankan peraturan organisasi.

Koreksi dan pencegahan terhadap melemahnya peraturan harus segera diatasi dan dilakukan oleh semua komponen yang terlibat dalam organisasi. Karena melemahnya disiplin kerja dalam organisasi akan secara langsung mempengaruhi moral pegawai maupun terhadap pelayanan yang diberikan.

Sanksi indisipliner dilakukan untuk mengarahkan dan memperbaiki perilaku pegawai dan bukan untuk menyakiti, oleh karena itu harus dilakukan secara adil dan bijaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

belajar menulis, belajar membaca, belajar berkomentar, belajar dikomentari............ why not???