Jangan kamu takut sesuatu selain dosamu sendiri.....
Jangan sekali kali kamu merasa malu belajar tentang sesuatu yang belum kamu ketahui.......

Luangkanlah waktumu untuk membaca/menulis, tapi jangan kamu habiskan waktumu hanya untuk membaca/menulis

01 April 2010

Istri yang baik

PSIKOLOGI SUAMI – ISTRI

Semua orang pasti setuju bila dikatakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kondisi psikologis yang berbeda. Kondisi psikologis yang secara aktif sangat berpengaruh pada cara memahami, berbuat, dan merespon sesuatu. Perbedaan tersebut membuat masing-masing menjadi jelas dan sepertinya tidak akan mungkin bisa bersandar pada dunia yang sama, cara berfikir yang sama. Inilah kodrat manusia. Agar tak salah dalam menafsirkan cara berpikir, maka adalah baiknya mengetahui bagaimana perbedaan ini? Dengan mengetahui dasar-dasar perbedaan ini, diharapkan tidak ada lagi rasa curiga. Selain perbedaan yang mencolok secara fisik, tentu banyak perbedaan lainnya secara lahiriah. Begitu halnya dalam hal cara berfikir. Cara berfikir lelaki terkonsentrasi (terpusat) pada kebutuhannya saja dan hanya memperhatikan dirinya saja. Sebaliknya pada wanita, akan lebih mudah memperhatikan sekelilingnya melebihi perhatian pada dirinya sendiri. Ia akan menngorbankan dirinya sendiri dan tidak merasakan hal tersebut. Perbedaan cara berpikir ini yang mendasari sikap tidak saling memahami jalan pemikiran. Lelaki tidak bisa berfikir dan menyikapi sesuatu seperti yang dilakukan perempuan. Begitu juga sebaliknya. Jika masing-masing pihak memaksakan cara berpikirnya, tentu saja fatal akibatnya. Timbullah rasa frustasi, ketegangan yang diwarnai pertengkaran, kebencian yang dapat menimbulkan keretakan dalam rumah tangga.
Lalu, apa saja perbedaan itu?

 CARA BERPIKIR
Otak lelaki dan perempuan berbeda, begitu pula dalam penggunaannya. Para lelaki akan sulit sekali merubah fikirannya dalam waktu sekejab. Lain hal dengan wanita. Jika seorang lelaki dalam konsentrasi penuh melakukan suatu hal, maka akan sulit baginya untuk membagi konsentrasi pada hal lainnya. Misalnya, seorang suami sedang asik membaca. Si istri datang dengan maksud ingin menciptakan suasana hangat. Namun yang terjadi pada suami adalah si istri mengganggu konsentrasinya. Hal umum terjadi adalah, suami dan istri sama-sama menjadi jengkel karena tak terpenuhi keinginannya. Hal yang harus dilakukan istri adalah, tanyakan pada suami apakah dia ingin berbincang-bincang padanya. Jika suami mengatakan kesanggupannya tapi dia tidak melepaskan matanya dari bacaannya. Lebih baik tak usah dilanjutkan lagi perbincangan karena sudah pasti suami tidak akan dapat berkonsentrasi dengan dua macam perbuatan. Lebih baik cari lagi waktu luang lainnya. Dan hal ini tidak berarti dia tidak mencintai dan perduli pada istrinya. Hal ini hanyalah karena tabiat dasar seorang lelaki. Interaksi dengan dunia luar bagi lelaki adalah pergulatan dengan dunia luar. Pergulatan yang membutuhkan enerji besar dan keharusan untuk memenangkannya. Ia harus selalu menjadi orang yang berada di urutan teratas. Tentu saja interaksi ini berbeda jauh pada kaum perempuan yang penuh dengan kasih sayang, dunia penuh cinta, dan hubungan sosial. Cara berfikir terhadap dunia luarpun menjadi sangat berbeda. Dimana lelaki berfikir secara sentratif (memusat) akan mengaitkan satu hal dengan hal lainnya kemudian secara bertahap membentuk sebuah gambaran yang dapat ia mengerti. Sedangkan perempuan memiliki sifat ekspansif (meluas) dimana pada tahap awalnya ia akan mencoba menjelajah segala aspek yang terkait dengan objek kemudian mengkaitkan bagian-bagian tersebut. Contoh sederhana adalah saat berbelanja. Bagi lelaki dimana cara berfikirnya terkonsentrasi adalah langsung membeli barang yang dibutuhkannya dan mengabaikan lainnya. Berbeda dengan perempuan yang bersifat ekspansif. Perempuan membutuhkan waktu untuk menjelajah sambil menyebarkan sifat penyayangnya. Tentu hal yang melelahkan bagi lelaki bila ia dipaksakan harus melakukan hal yang sama seperti kaum perempuan. Perbedaan lainnya terletak pada cara berfikir dalam menyelesaikan masalah. Bagi lelaki, berfikir adalah diam namun bagi perempuan berfikir sambil berbicara agar mendapatkan kejernihan dalan berfikir. Kontradiktif. Tabiat pokok para lelaki adalah perhatian pada sesuatu yang di luar. Sehingga ketika ia mengalami kesukaran maka ia akan menarik diri dan mulai berfikir secara diam. Ia berusaha memecahkan permasalahan yang dialami. Demikianlah cara lelaki bersikap agar telepas dari kesukaran dan kelelahan. Lelaki yang merasa lelah akan berusaha mencari kelegaan dengan berusaha mendapatkan tempat yang cukup tenang, jauh dari kebisingan. Dan secara umum berusaha menghindarkan diri untuk tenggelam pada perdebatan dalam bentuk apapun. Ia tidak ingin berbicara, baik pada permasalahan yang dihadapi maupun tema lainnya. Yang diinginkan lelaki pada waktu itu hanyalah ketenangan. Dan rumah adalah tempat mendapatkan ketenangan itu. Di antara naluri khas lelaki adalah apabila ia konsentrasi untuk membahagiakan perempuan maka ketika itu semua pikiran dan usahanya terpusat untuk mewujudkannya. Bila ia merasa perempuan telah merasa bahagia, maka lelaki akan berusaha mengubah pikirannya pada hal baru secara tidak sengaja. Ia mulai konsentrasi pada hal lain, seperti permasalahan dalam pekerjaan. Sehingga otaknya sibuk, pemikirannya tertumpah pada hal tersebut, sehingga masalah baru itu menjadi sangat menyibukkan dia. Seakan-akan ia telah mengabaikan istrinya yang ia cintai.

 SENI BERKOMUNIKASI
Sudah umum dikatakan bahwa perempuan adalah makhluk cerewet yang banyak omong. Sebenarnya pendapat itu tidak salah dan juga tidak sepenuhnya benar. Kaum lelaki juga sangat suka berbicara. Kaum lelaki banyak berbicara saat di luar rumah, saat ia berjuang dan berkorban untuk mendapatkan kebutuhannya. Saat di rumah ia menjadi pendiam karena baginya rumah bukan tempat untuk berjuang. Rumah adalah tempat untuk beristirahat, mengistirahatkan otaknya. Berbeda dengan kaum perempuan yang merasa rumah adalah tempat yang tepat untuk berbicara terutama dengan suaminya. Lagi-lagi, keadaan yang sangat jauh berbeda. Lalu bagaimana mengatasinya?
Tentu saja harus melihat kondisi dan situasi. Lelaki yang sedang memiliki masalah di kantor akan terus membawa masalahnya itu sampai ke rumah. Ketika suami sedang dalam kondisi letih dan mempunyai masalah, maka perempuan harus memahami hal itu bahwa suami sedang lelah, butuh istirahat, dan ketenangan. Kewajiban perempuan adalah memenuhi hal tersebut. Jika tidak, akibatnya akan buruk. Jika suami telah menemukan pemecahan masalahnya, letihnya telah habis, maka ia akan terlihat gembira. Pikirannya menjadi baik kembali. Mukanya menampakkan senyuman yang lebar. Siap diajak untuk berkomunikasi.
Dalam dunia lelaki, ada dua sebab mengapa ia mau berbicara tentang masalahnya:
1. Ingin berembug dan mencari jalan keluar.
2. Ingin membebaskan diri dari tanggung jawab dan kesalahan tersebut.
Dalam benak lelaki, saat perempuan mengatakan keluhannya, dua hal tersebutlah yang menjadi alasannya. Jikalah istrinya mengeluh, maka secara otomatis, lelaki yang menganggap dirinya sebagai kepala rumah tangga yang bertanggung jawab penuh kepada istrinya akan memberikan jalan keluarnya. Namun lelaki tidak mengetahui bahwa istrinya membutuhkan perbincangan kasih sayang bukan membutuhkan nasehat-nasehat dan jalan keluar. Baik, jika ternyata lelaki itu mampu mengerti akan kebutuhan bercakap-cakap ini dalam diri istrinya sehingga konflik tidak ada. Hal lain yang menjadi permasalahan adalah jika lelaki menangkap pesan bahwa keluhan yang disampaikan istrinya adalah salah satu tindakan pembebasan diri si istri dari tanggung jawab. Dengan kata lain, bahwa lelaki merasa bahwa istrinya telah menganggapnya lalai. Ketika inilah lelaki akan mengeluarkan senjatanya untuk membela diri. Di sinilah harus ada trik-trik dalam menyampaikan keluhan permasalahan. Di lain sisi, kaum perempuan menyukai memberikan pertolongan dan bantuan kepada sesama. Keadaan berbeda pada kaum lelaki. Perbedaan memang selalu ada selayaknya tulang rusuk yang bengkok bagi kaum lelaki, selalu berseberangan sifatnya. Tujuan memberikan bantuan bagi kaum perempuan adalah untuk membuat dia merasa dicintai. Sementara dalam dunia kaum lelaki, memberikan bantuan sukarela dianggap sesuatu yang tak dapat diterima. Kadang ditafsirkan sebagai penghinaan atas sebuah ketidakmampuan. Karena itulah, seorang istri yang baik akan membiarkan suaminya berkerja dan percaya penuh padanya. Biarkanlah ia, turutilah, dan jangan mencampur aduk. Jangan berusaha memperbaiki kecuali apabila ia tidak bekerja dan berhenti dari pekerjaannya. Secara umum, bila perempuan ingin memberikan bantuan kepada suaminya atau memberikan nasehat kepadanya. Murni keinginannya dengan tujuan untuk kebaikan si suami, sebagai wujud rasa cinta tanpa diminta suami. Sikap ini akan terasa menyakitkan bagi suami. Bagi suami, tindakan ini sebagai sikap dari rasa ketidakpercayaan istri padanya. Ada baiknya dilakukan dengan sikap yang tidak menggurui atau dengan cara tidak langsung. (Oleh Dr. Thariq Kamal an-Nu’aimi)


Kisah seorang pedagang dengan keempat istrinya

• Ini kisah seorang pedagang kaya yang memiliki 4 istri. Dia mencintai istri yang keempat, dan menganugerahinya harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, dialah yang tercantik diantara semua istrinya. Maka ia selalu memberikan yang terbaik buat istri keempatnya.
• Ia juga mencintai istrinya yang ketiga, sangat bangga dan selalu memperkenalkan wanita itu kepada semua temannya. Namun, ia juga selalu khawatir kalau istrinya ini akan lari dengan pria lain.
• Begitu juga dengan istrinya yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia adalah istri yang sabar dan pengertian. Kapanpun mendapat masalah, ia selalu meminta pertimbangan kepadanya. Dialah tempat keluh kesah, selalu menolong dan mendampingi suaminya melewati masa-masa sulitnya.
• Sama halnya dengan istrinya yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga. Merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang suami. Akan tetapi, sang pedagang tak begitu mencintainya. Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang kepadanya, namun pedagang ini tak begitu mempedulikannya.

Suatu ketika sang pedagang jatuh sakit. Ia menyadari, bahwa dirinya akan segera meninggal. Terbayang semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hatinya, “Saat ini, aku memiliki 4 istri. Namun saat aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri.”

o Lalu ia meminta semua istrinya datang, dan mulai bertanya pada istri keempatnya, “Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah, sekarang aku akan mati, maukah engkau mendampingiku dan menemaniku?” Ia terdiam. “Tentu saja tidak”, jawab istri keempatnya, dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi. Jawaban itu sangat menyakitkan hatinya. Seakan-akan ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya.
o Pedagang yang sedih ini lalu bertanya pada istri ketiga, “Aku pun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Maukah engkau ikut denganku dan menemani akhir hayatku?” Istrinya menjawab, “Hidup begitu indah di sini. Aku akan menikah lagi jika engkau mati”. Sang pedagang begitu terpukul dengan ucapan ini. Badannya mulai merasa demam.
o Lalu ia bertanya kepada istri keduanya. “Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mau membantuku. Kini aku butuh sekali pertolonganmu. Kalau aku mati, maukah engkau ikut dan mendampingiku? “
o Sang istri keduanya menjawab dengan pelan, “Maafkan aku,” ujarnya. “Aku tidak bisa menolongmu kali ini. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu”.
o Jawaban itu seperti kilat yang menyambar. Sang pedagang kini merasa putus asa. Tiba-tiba terdengar sebuah suara, “Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut kemanapun kau pergi. Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu.” Sang pedagang lalu menoleh ke samping dan mendapati istri pertamanya di sana.
Dia tampak begitu kurus. Badannya tampak seperti orang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, “kalau saja aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini, istriku.”


Sesungguhnya kita mempunyai 4 orang istri dalam hidup ini

 Istri yang keempat, adalah TUBUH KITA
Seberapapun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya bakal hilang. Ia akan pergi segera setelah kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadapNya.
 Istri yang ketiga, adalah STATUS SOSIAL DAN KEKAYAAN
Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah dan melupakan kita yang pernah memilikinya.
 Istri yang kedua, adalah KERABAT DAN TEMAN-TEMAN
Seberapapun dekatnya hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita.
 Dan sesungguhnya, istri pertama adalah JIWA DAN AMAL
Mungkin kita sering mengabaikan dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangn pribadi. Namun, sebenarnya hanya jiwa dan amal sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah. Hanya amal yang mampu menolong di akhirat kelak.

Sebelum terlambat, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak. Jangan sampai menyesal belakangan. Jadikanlah Jiwa dan Amal menjadi istri terbaik kita, Insya Allah ia akan menjadi Istri kita yang setia


Sangat penting bagi seorang laki-laki untuk mengerti kualitas dan sifat-sifat seorang wanita sebelum dia dipertimbangkan sebagai seorang istri.

Dalam Musnad Imam Ahmad, dari Sa’ad bin Abi Waqqas Radliallahu Anhu, bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Tiga sebab kebahagiaan anak Adam dan tiga hal penyebab penderitaan. Penyebab kebahagiaan anak Adam adalah : (1) Istri yang baik, (2) Rumah yang bagus dan (3) Kendaraan yang bagus. Hal yang menyebabkan menderita : Istri yang jelek, rumah yang buruk dan kendaraan yang buruk."

Juga dalam Shahih al-Jaami’ bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Empat hal yang menyebabkan kebahagiaan: (1) Istri yang baik, (2) Rumah yang bagus, (3) Tetangga yang baik, dan (4) Kendaraan yang bagus. Empat hal yang menyebabkan menderita: Istri yang buruk, tetangga yang buruk, kendaraan yang jelek dan rumah yang sempit/kecil."


Sangat penting dan perlu atas seorang laki-laki untuk melihat seorang wanita yang bisa menjadi istri yang baik dan ibu yang baik bagi anak-anaknya (di masa depan). Dalam hadits lain diriwayatkan bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Dunia (hidup di dunia ini) adalah kesenangan dan sebaik-baik kesenangan di dunia ini adalah istri yang baik (sholehah)."
(Shahih Muslim, Kitab 14, Bab 17, Hadits No. 1467)
Saat ini sangat sulit untuk menemukan istri yang baik karena dia merupakan harta benda yang jarang ditemukan. Diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud dari Ibnu ‘Abbas Radliallahu Anhu, bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam ditanya oleh Umar bin al-Khattab Radliallahu Anhu:

"Akan aku informasikan kepadamu harta benda yang terbaik yang bisa seseorang dapatkan, yaitu istri yang baik (shalehah). Ketika dia (suaminya) melihatnya dia akan membuatnya senang dan ketika dia diperintah maka akan patuh dan ketika dia ditinggal (jauh dari suami) maka akan menjaga dirinya."

Hadits ini merupakan pernyataan yang jelas bahwa istri yang baik adalah orang :
(1) yang membuat senang dan bahagia hati suami ketika suaminya melihatnya,
(2) mematuhi suaminya ketika dia memerintah mengerjakan sesuatu, dan
(3) melindungi kehormatannya, rahasianya, keluarga (anak-anak) dan hartanya ketika suami tidak ada di sisinya.


Diriwayatkan dalam Shohih al-Jaami’ bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Hati yang bersyukur, lisan yang mengingat Allah dan istri yang baik (zaujah shalihah) yang akan menolong kamu dalam urusan hidupmu dan agamamu, inilah harta benda terbaik yang dapat dimiliki manusia."

Sangat penting bagi seorang wanita-orang yang akan menjadi istrimu dan membantu kamu menegakkan dien (agama) memiliki sifat-sifat dan kualitas tersebut sebelum kamu mempertimbangkan/memutuskan untuk menikahinya.

Allah meminta kita untuk menikah dengan orang yang baik, shalehah dan bertaqwa:

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS An-Nur: 32)

Dalam ayat lain, Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman tentang sifat-sifat wanita jannah (surga):

"Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)." (QS An-Nisaa’: 34)

Shalihat artinya mereka adalah wanita yang baik agamanya. Qaanitaat artinya mereka patuh terhadap suaminya. Dan Haafizaat lil-Ghaib artinya mereka menjaga harta, kekayaan, anak-anak suaminya dan seterusnya tatkala suaminya pergi.

Dilaporkan dalam Mu’jam ath-Thabraani al-Kabiir dan Shahih al-Jaami’, dari Abdullah bin Salaam Radliallahu Anhu bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Wanita yang terbaik adalah wanita yang menyenangkan kamu tatkala kamu melihatnya, mematuhimu ketika kamu memerintahnya, menjaga dirinya sendiri (kesuciannya) dan harta kamu dalam ketiadaan kamu."

Wanita yang patuh (taat) kepada Allah, Rasul-Nya dan suaminya maka tidak diragukan lagi dia layak mendapatkan jannah. Dilaporkan dalam Musnad al-Imaam Ahmad bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda :

"Jika seorang wanita menegakkan sholat 5 waktunya, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kesuciannya dan mematuhi suaminya, maka akan dikatakan kepadanya (di hari pengadilan), masuklah ke dalam surga dari pintu yang kamu sukai."

Oleh karena itu, sifat-sifat dari wanita yang baik yang telah disebutkan oleh Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dan Rosul-Nya adalah:

* Shaalihat, mereka melaksanakan dien dan memiliki dien/agama yang baik

* Qaanitaat (mutii’aat), patuh kepada suaminya sepanjang dia tidak memerintahkan untuk tidak patuh kepada Allah.

* Menjaga diri mereka tatkala suaminya tidak ada

* Menjaga harta, kekayaan dan anak-anak suami

* Membahagiakan hati suami (yaitu dengan aktif untuk menyayangi dan bersosialisasi dengannya)

Dilaporkan bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda :

"Wanita (pada umumnya) dinikahi karena 4 hal : karena hartanya, karena statusnya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Pilihlah wanita yang baik agamanya, maka tanganmu akan dipenuhi dengan pasir-pasir (kebaikan)." (Shahih Muslim, Hadist No. 1466)

Taribat Yadaak (maka tanganmu akan dipenuhi dengan pasir) artinya bahwa jika seseorang memilih seorang wanita yang memiliki kebaikan dien dalam pernikahan mereka maka tangan mereka akan dipenuhi kebaikan dan mereka menjaga diri mereka dari sesuatu yang tidak menyenangkan hidup.

Jika seorang wanita memiliki agama yang baik, maka dia akan membawa ketenangan di rumahnya dan akan menyebabkan kebahagiaan pada suaminya. Dia akan menjadi lahan yaitu melahirkan anak-anak yang baik dan mereka akan mewarisi sifat-sifatnya dan karakter-karakternya. Bagaimanapun, jika dia menyimpang maka anak-anaknya akan mewarisi karakternya yang buruk dan personalitasnya, pernikahan akan mengalami petaka kegagalan, adapun suami akan gagal memenuhi apa yang diperintahkan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala yaitu untuk memilih wanita yang baik.

Wanita yang baik akan selalu menyesuaikan apa yang dia katakan dengan lakukan, dia adalah penjaga harta suaminya, rahasianya, kehormatan dan reputasinya. Reputasinya sebagai seorang wanita yang baik akan membawa kehormatan kepada keluarga.

Tidak diragukan, kecantikan, karakternya, personalitas, ketaqwaan dan agamanya melebihi kecantikan wajah dan fisiknya yang nampak. Hal tersebut akan tinggal selamanya. Adapun kalau kecantikan wajah maka akan berubah (yaitu kerena faktor usia) hanya dalam ukuran tahun.

Untuk wanita yang buruk akhlaqnya, kalau dia tua maka dia akan mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia masih muda dan merasa seperti wanita-wanita yang berumur belasan tahun. Dia tidak akan punya waktu untuk membaca Al-Qur’an, mengurus anak-anak atau bahkan suaminya. Sebaliknya dia akan berada di depan kaca, menggunakan make-up, dan mencoba menyembunyikan keriput dan noda-noda di wajahnya.

Wanita yang baik, akan selalu ingat akan tanggung jawab terhadap suaminya dan kewajibannya kepada Allah. Dia akan selalu mengingatkannya untuk sholat, mendorongnya untuk berdakwah dan mendukung jihad serta mengerjakan kewajiban-kewajibannya tanpa diminta. Jika suaminya baik maka suaminya akan memenuhi kebutuhannya dan memperhatikannya, dia tidak akan pernah melirik wanita lain karena istrinya tertambat di dalam hatinya.

Abdullah bin Rawaahah Radliallahu Anhu memiliki seorang budak hitam. Dia pernah memukulnya dan kemudian dia merasa bersalah karena telah melakukannya. Dia kemudian pergi menemui Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam dan mengatakan kepadanya apa yang terjadi. Nabi bertanya kepada Abdullah tentang gambaran karakternya. Abdullah menginformasikan kepada Nabi Salallahu Alaihi Wasallam bahwa dia (budak wanitanya) berpuasa, sholat dan mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah. Nabi Salallahu Alaihi Wasallam bertanya lagi, "Berarti dia adalah seorang yang beriman." Abdullah Radliallahu Anhu berkata, "Saya akan pergi untuk membebaskannya dan menikahinya."

Ada beberapa orang yang mulai mencela Abdullah karena menikahi seorang budak wanita, karena mereka masih sering melirik orang-orang kafir untuk mereka nikahi. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala kemudian menurunkan ayat :

"Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik daripada wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu." (QS. Al-Baqarah, 2:221)

Dilaporkan juga bahwa ayat ini diturunkan berkaitan dengan wanita berkulit hitam yang berada di bawah kekuasaan Hudaifah bin al-Yaman Radliallahu Anhu. Hudaifah berkata kepada Khansaa’, budak wanitanya : "Wahai Khansaa’, Allah telah berfirman tentang kamu. Oleh karena itu, saya akan membebaskanmu, kemudian menikahimu."

Dalam ayat ini subyek utamanya adalah agama yang baik. Kecantikan tubuh atau wajah bersifat subyektif tiap orang. Beberapa orang menyukai wanita dengan hidung yang mancung, yang lainnya menyukai wanita dengan hidung yang pendek. Beberapa orang juga menyukai wanita yang bermata lebar, adapun yang lain lebih tertarik pada wanita yang bermata sipit. Beberapa laki-laki menyukai wanita yang besar, yang lainnya menyukai yang langsing. Beberapa diantaranya menyukai wanita yang pendek, yang lainnya suka yang tinggi. Jadi kecantikan itu tergantung mata yang melihat. Apakah keumuman setiap laki-laki menyukai wanita yang baik agamanya, personalitas dan karakternya? Atau lebih menyukai wanita yang cantik di luar sana akan tetapi dia suka menyumpah, berteriak-teriak dan memiliki karakter yang buruk?

Dilaporkan dalam Shohih Bukhori bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Tiga orang yang akan mendapatkan pahala ganda yaitu:

(1) Seseorang dari golongan ahlul kitab (Yahudi atau Nasrani) yang beriman kepada nabinya (Isa atau Musa) kemudian beriman kepada Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam (yaitu masuk Islam).

(2) Seorang budak yang memenuhi kewajibannya kepada Allah dan juga kepada majikannya.

(3) Seorang majikan (pemilik budak) yang memiliki budak wanita kemudian mengajarinya jalan yang terbaik (dien/agama), membebaskannya kemudian menikahinya. Bagi dirinya (orang majikan tersebut) akan mendapatkan 2 pahala."

(Kitab Ilmu, Bab 31, Hadist No. 97).

Pasangan yang terbaik dalam hidup ini adalah wanita yang beriman (muslim) dengan kebaikan agamanya maka ia akan dapat menolong suaminya untuk menempuh kehidupan yang sesuai dengan Islam.

Istri yang baik adalah seperti Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu Anhu, istri Nabi Salallahu Alaihi Wasallam, wanita yang mengimaninya ketika orang-orang mengkufurinya; mempercayainya ketika orang-orang tidak mempercayainya; menerima apa yang beliau katakan ketika orang-orang mengingkarinya; melindunginya ketika beliau membutuhkannya; menolongnya ketika orang-orang mencoba untuk mencelakakannya. Khadijah mendampinginya dalam kehidupan yang susah maupun senang.

Wanita yang baik adalah seperti Asma’ binti Abu Bakar Radhiyallahu Anhu, wanita yang sangat bangga akan agamanya. Dia mengirimkan anak laki-lakinya ke jalan surga dengan syahid, dan dia mendorongnya untuk berdiri teguh di depan Thaghut sampai mati dengan kematian yang mulia.

Istri yang baik adalah seperti Shafiyyah binti Abdil Muthalib Radhiyallahu Anhu, wanita yang sibuk ke medan perang untuk memerangi Yahudi yang ingin menyerang kehormatan orang-orang yang beriman.

Istri yang baik adalah seperti Sahaabiyyah Khansaa' Radhiyallahu Anhu, wanita yang mengirim semua anak laki-lakinya yang berjumlah 4 untuk pergi berjihad. Ketika datang berita bahwa keempat anak laki-lakinya syahid, dia berkata: "Terima kasih ya Allah karena telah menjadikan mereka semua syahid dan aku berdo’a agar aku dapat bertemu dengan mereka di hari pengadilan nanti!"

Istri yang baik adalah Waluud yang artinya dia ingin memiliki anak. Dia bukanlah seseorang yang mengatakan, "Aku ingin menjaga penampilanku dan tidak ingin memiliki anak." Istri yang baik adalah orang yang ingin memiliki banyak anak.

Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Menikahlah dan perbanyaklah anak-anakmu, sesungguhnya aku akan membanggakan kamu di hari pengadilan nanti." (Shahih al-Jaami’, Hadist No. 3366)

Jadi tujuan dari pernikahan bukan hanya untuk memperoleh kenikmatan akan tetapi juga untuk meneruskan ras manusia.

Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:

"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan." (QS Al-Kahfi: 46)

Allah Subhaanahu Wa Ta’ala juga berfirman:

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (QS Ali Imran: 14)

Ada banyak hal yang diingini oleh manusia-manusia: wanita, anak-anak, emas, perak (harta), kuda dan seterusnya; akan tetapi apa yang Allah berikan kepada kita di akhirat adalah jauh lebih baik.

Dalam Surat Maryam dikatakan bahwa Zakariyyah Alaihi Salam memohon kepada Allah:

"Ia berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai." (QS Maryam: 4-6)

Jadi alasan menikah adalah memiliki anak. Inilah kenapa sangat penting bagi wanita untuk memahami hal ini sebelum dia menikah, yaitu dia diharapkan untuk memiliki anak, bukan untuk menyelesaikan pendidikannya atau belajar mengendarai mobil.

Jika dia tidak tahu bagaimana cara untuk memasak, bersih-bersih, mencuci atau menjahit, tidak juga ingin memiliki anak, lantas untuk apa dia sebagai seorang istri?

Wanita yang baik adalah yang lembut, bijaksana dan lemah lembut. Jika suaminya berbicara kepadanya, dia tidak membantah atau berteriak kembali kepadanya. Sekiranya dia seorang istri, dia bukanlah pegulat atau petinju.

Mukmin yang baik, suami yang baik dan istri yang baik akan meminta dan memohon kepada Allah agar dianugerahi anak yang sholeh:

"Dan orang orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS Al-Furqaan: 74)

Bahkan malaikat-malaikat beristighfar dan memohonkan ampun kepada Allah untuk manusia, istrinya dan anak-anaknya serta menjadikan mereka bahagia:

"Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS Al-Mu’min: 8)

Kenikmatan dunia adalah istri dan anak. Jika seorang wanita tidak bisa melahirkan anak disebabkan dia sakit maka ini bukanlah kekuasaan-Nya. Akan tetapi jika dia sangat menginginkan untuk memiliki anak maka dia adalah wanita yang baik agamanya. Dia tidak harus cantik (sesuai dengan pandangan beberapa orang), akan tetapi dia dapat menawan hati suaminya dengan karakternya dan personalitasnya. Daripada menggunakan kecantikannya akan tetapi di setiap waktu dia berbicara dengan suara seperti George Bush atau Khaddafi.

Dilaporkan dalam Sunan Abu Dawud bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam dan berkata kepadanya, "Aku mencintai seorang wanita yang baik nama (statusnya) yaitu cantik, akan tetapi tidak bisa punya anak. Apakah anda menyarankan aku untuk menikah dengannya?" Nabi Salallahu Alaihi Wasallam berkata, "Jangan." Laki-laki tadi datang kembali 2 kali akan tetapi setiap kesempatan Nabi Salallahu Alaihi Wasallam menjawabnya, "Jangan." Setelah waktu yang ketiga kalinya Nabi Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Nikahilah wanita yang waduud (patuh, takut kepada suami) dan waluud (bisa punya anak). Aku akan membanggakan kamu (di hari pengadilan nanti)." (Sunan Abu Dawud, Kitabun Nikaah, Hadist No. 2050)

Wanita yang waluud yaitu bisa punya anak dan memiliki kesehatan yang bagus. Biasanya jika ibunya atau bibinya punya anak banyak maka dia akan mampu memiliki anak juga.

Wanita yang waduud adalah wanita yang bijaksana dan baik terhadap suaminya. Dia tersenyum kepadanya, berbicara dengan bijak dan ingin suaminya menjadi bahaga. Dia akan tersenyum dengan cinta dan kasih sayang.

Dilaporkan dalam hadits shahih al-Bukhori bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Di antara semua wanita-wanita yang menunggang onta (yaitu wanita-wanita Arab); wanita dari Bani Quraisy adalah yang terbaik. Mereka penyayang dan baik hati terhadap anak-anak mereka dan penjaga terbaik atas kekayaan suami mereka." (Al-Bukhari, Kitab 60, Bab 46, Hadist No. 3434)

Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam menggambarkan mereka sebagai yang terbaik karena mereka lemah lembut dan baik hati terhadap anak-anak mereka dan secara otomatis akan disayang dan diridhai suami mereka.

Wanita yang baik adalah penjaga dan pelindung harta kekayaan dan rahasia-rahasia suami mereka. Apa yang suaminya katakan terhadapnya secara pribadi, dia tidak seharusnya mempublikasikan atau mengatakan kepada temannnya.

Mudah untuk mendapatkan suami yang baik saat ini, akan tetapi tidak mudah untuk mendapatkan istri yang baik.

Istri yang baik akan mengikuti pendapat (hukum) dari suaminya, bukan dengan pendapatnya sendiri. Dia tidak akan mengatakan kepadanya, "Kamu dapat merayakan I’ed hari ini, akan tetapi aku akan merayakannya besok."

Seorang suami tidak akan pernah hidup dalam ketenangan jika menikah dengan wanita yang agamanya sesat, seorang Habashi, Deobandi atau Tahriiri. Inilah kenapa begitu penting bagi dirinya untuk menikahi seorang wanita yang mengikuti pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jama’ah (mengikuti nabi dan sahabat-sahabatnya).

Keduanya idealnya memiliki agama yang sama dan aqidah (keyakinan) yang sama. Jika seorang istri mengimani bahwa Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, sementara suaminya mengimani bahwa Allah ada dimana-mana, maka akan selalu terjadi perselisihan pendapat dan debat argumen, adapun pernikahannya tidak akan bisa melakukan kerjasama diantara keduanya.

Agama yang baik bukan hanya shalat atau berpuasa. Jika seorang laki-laki memiliki agama yang baik, dia akan mengimani bahwa Yahudi dan Nasrani adalah kafir, dan jika wanita memiliki agama yang buruk maka dia akan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman.

Lebih lanjut, wanita tersebut akan mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah negara sekuler, dimana pikiran-pikiran mereka akan diracuni dengan pemikiran kufur.

Jika seorang laki-laki menikah dengan seorang wanita Barelwi atau pelaku bid’ah maka istrinya akan mengajarkan anak-anaknya untuk menyembah kuburan dan meminta bantuan dari orang yang sudah meninggal dunia.

Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (QS Ar-Ruum: 21)

Bagaimana mungkin akan ada ketenangan dalam pernikahan jika istrinya menekan suaminya untuk membelikannya baju-baru baru, sepatu berhak tinggi, tas dan barang-barang perhiasan setiap hari? Setiap hari dia butuh waktu berjam-jam untuk bermake-up (berhias) dan jika suaminya mengomentarinya mengenai satu hal maka dia akan membuat hidup suaminya sedih. Itu bukanlah sifat seorang istri yang seharusnya.

Wanita butuh untuk meraih cinta dari suaminya dan menginginkan untuk dapat meraih surga melaui taat pada suaminya. Dia akan memasak untuknya, membersihkan baju-bajunya, menyetrika pakaian-pakaiannya dan menyiapkan makanan. Dia bukanlah seorang budak atau pembantu, akan tetapi ini adalah peran normal dari seorang istri.

Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Aku akan informasikan kepadamu tentang wanita ahli surga! (mereka adalah) waduud (penuh kasih sayang dan sayang kepada suami mereka), waluud (subur) dan bermanfaat. Jika dia berpamitan kepadamu maka dia akan mengatakan, “Disini tanganku yang ada dalam tanganmu. Saya tidak bisa tidur hingga kamu senang." (Shohih al-Jaami’)

Hadits ini menggambarkan seorang wanita jannah (surga) yang digambarkan sebagai seorang yang tidak akan beranjak tidur (setelah berpamitan kepada suaminya) hingga dia memegang tangannya dan berkata, "Saya akan beranjak tidur hingga kamu ridha terhadapku." Atau hingga dia dimaafkan. Di manakah macam wanita jenis ini sekarang ini? Sekarang, jika suami berpamitan kepada istrinya maka istrinya akan mengatakan kepadanya pergilah ke neraka dan membuat suaminya tidur dalam kebun.

Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam menyarankan para pengikut-pengikutnya untuk menikah dengan wanita yang perawan. Konsep ini memberi tekanan bagi seorang wanita agar mempertimbangkan dengan benar masalah perceraian karena dia akan mengetahui bahwa akan sulit baginya untuk menikah lagi.

Inilah salah satu cara bahwa Islam melindungi keluarga; seorang istri tidak bisa lari hanya karena dia tidak memiliki televisi (sebagai contoh) karena dia tahu bahwa perceraian adalah sebuah pantangan dalam pernikahan.

Saat ini jika seorang suami mencoba menasehati dispilin kepada istrinya maka istrinya akan berteriak kepadanya atau berpikir bahwa suaminya mencoba untuk mengontrolnya.

Lebih lanjut jika dia (suaminya) berpamitan kepada istrinya maka dia tidak akan menemaninya karena dia pergi untuk melihat TV dan melihat laki-laki lain yang dia sukai.

Pada masa lalu, seorang ibu menasehati anak perempuannya, "Jadilah sebagai pembantu/hambanya, maka dia akan menjadi hambamu. Jadilah lahannya, dan dia akan menjadi akarmu."

Saya berdoa kepada Allah semoga pelajaran ini dapat memberi pencerahan atas kriteria untuk memilih patner yang baik. Selalu perhatikanlah kebaikan agamanya karena orang yang mengetahui hukum syari’ah maka diapun juga akan mengetahui mana yang halal dan yang haram.

Wallahu’alam bis showab!



Ciri-ciri Istri yang Baik

Dalam kehidupan perkawinan, suami ataupun istri punya kewajiban masing-masing. Namun, bagi mereka yang baru saja melangsungkan perkawinan, terkadang masih bingung dengan apa yang harus dilakukan. Padahal secara kondrati, pria maupun wanita sudah punya tugas masing-masing ketika akan melangsungkan perkawinan.
Adanya kewajiban berarti menandakan tanggung jawab dari kedua belah pihak yang mengisyaratkan bahwa perasaan cinta itu kini telah menyatu. Mungkin bagi mereka yang sudah lama membina mahligai rumah tangga tidaklah terlalu sulit untuk mengetahui apa kewajiban itu. Namun bagi mereka yang baru menjalani, terasa begitu kebingungan untuk memulai. Terlebih kalau semasa pacaran keduanya masih belum memahami sepenuhnya kebiasaan dan kepribadian pasangannya.

Berikut ini beberapa kewajiban yang harus dilakukan seorang istri pada suaminya. Jika Anda (istri) melihat suami marah, kecewa, kesal, cobalah Anda memulai pelaksanaan kewajiban dengan benar.

  • Miliki Pengertian
Bila suami bermaksud mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga, maka istri harus memiliki pengertian. Artinya, apa yang didapat suami dari hasil keringatnya sendiri hendaklah diterima istri dengan segala senang hati. Memang istri berhak menanyakan tentang keadaan nafkah yang dicari suami. Namun, pengertian terhadap apa yang didapat suami hendaklah menjadi bagian dari diri istri.

  • Layani dengan Baik
Hanya kepada istrilah suami meminta ketentraman hati. Karenanya, istri mesti melayani suami dengan sebaik-baiknya. Tanpa itu, biasanya suami akan merasa dirinya sama sekali tak berarti di mata istri. Terlebih jika suami punya penghasilan kurang menggembirakan, dan istri lebih sering menolak hubungan intim di tempat tidur, ini tentu akan menyinggung perasaannya. Meski secara tak langsung istri juga membutuhkan hubungan intim, tapi jika layanan istri "tidak istimewa", maka suami akan merasa bahwa istrinya tidak melayani dengan sepenuh hati.

  • Jaga Rahasia Suami
Melindungi rahasia suami nampaknya merupakan masalah sepele, namun hal itu bisa berisiko besar jika salah diartikan oleh orang lain. Konflik dalam rumah tangga bisa terjadi jika istri terbiasa menceritakan rahasianya kepada orang lain. Sudah jadi kebiasaan umum wanita senang ngerumpi kepada sesama wanita atau orang lain. Dari cerita hal-hal sepele, akhirnya bisa menyinggung soal "kekurangan" hubungan intim suami di rumah. Jika tahu rahasianya menjadi buah bibir, tentunya suami akan marah bahkan bisa menceraikan istri tanpa basa-basi lagi. Karenanya, jagalah rahasia suami. Jangan "kelemahan" suami di ranjang diketahui orang banyak.

  • Komunikasi yang Baik
Apapun yang dilakukan suami setelah pulang kantor atau pada saat di rumah, istri harus bicara baik-baik. Terkadang ada istri yang merasa kesal jika suaminya seharian penuh berada di rumah dan tidak kerja. Padahal, kepada suami, istri justru justru bisa berbicara baik-baik. Tunjukkan bahwa istri sesungguhnya mampu untuk diajak berkomunikasi dan tukar pikiran. Ingat, jangan sampai pembicaraan menyinggung suami.

  • Bersikap Sabar
Memang banyak istri bisa bersikap sabar menghadapi suaminya, namun tak sedikit pula yang cerewet. Jika Anda istri yang cerewet, maka Anda harus mulai meredam kebiasaan itu. Memang manusia tak pernah lepas dari kesalahan, namun suara keras dan ketidaksabaran istri akan membuat suasana panas akan tambah membara. Suami yang pulang dengan setumpuk masalah, ditimpa dengan masalah kecerewetan istri, tentunya akan menjadi murka. Pun jika suami memiliki kekurangan, istri mesti bersikap penuh kesabaran dengan terus memberi perhatian pada suami dan mencoba menerimanya.

  • Tampil dengan Senyum
Senyum istri merupakan obat yang paling mujarab untuk menyembuhkan segala kepenatan dan kebingungan suami setelah seharian bekerja di kantor. Karenanya, istri hendaklah berusaha tampil dengan senyum setiap kali mengantar suami ke kantor dan atau menjemputnya pulang dari kantor. Ingat, senyum adalah "emas" bagi sebuah mahligai rumah tangga.

  • Menciptakan Kedamaian
Sebagai pendamping, istri harus berusaha menciptakan kedamaian bagi suami. Istri juga dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah keluarga secara bersama-sama. Keluarga yang bijak senantiasa berusaha memecahkan setiap permasalahan yang timbul dalam rumah tangganya tanpa meminta bantuan orang lain. Kedamaian yang tercipta merupakan ladang terindah bagi keharmonisan rumah tangga. Tanpa itu, segalanya akan terasa hampa dan menimbulkan kekecewaan di hati suami istri.

  • Konsekuen Tanggung Jawab
Jika suami dituntut konsekuen dengan tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga, maka istri pun dituntut untuk konsekuen menjadi seorang istri yang baik dan bijaksana. Nah, jika sebelum menikah Anda -- sebagai istri -- tahu tentang kewajiban dan siap berikrar dengan tanggung jawab, rasanya tak akan sulit untuk menciptakan keharmonisan di dalam rumah tangga.

  • Selalu memberikan masukan kepada suami
Tidak jarang seorang suami tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya setelah mereka berumah tangga. Oleh karena itu, yang pertama harus dikerjakan seorang istri adalah membantu memperjelas angan-angan dan keinginan yang ada dalam benak suami. Seorang istri harus membantu suaminya mengetahui apa target yang dikejar dalam kehidupannya. Tentu dengan bahasa yang baik dan spoan, tidak seolah-olah menggurui.

  • Membantu suami merancang target baru
“Jika kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,” (QS al-Insyirah : 7)
Bila suami telah berhasil merealisasikan tujuan yang dikehendakinya, istri harus menyampaikan pada suaminya bahwa keberhasilan suatu tujuan bukan akhir dari segala-galanya. Tapi, keberhasilan suatu target adalah awal langkah mengejar target yang lain. Yang penting disampaikan kepada suami adalah bahwa janganlah takut tidak berhasil mengejar suatu target.

  • Mendampingi suami hingga berhasil meraih target
Tindakan logis yang dilakukan oleh setiap istri yang berpikir cemerlang sewaktu berada di samping suaminya adalah membantunya dengan kata-kata yang baik, memberikan senyuman yang memotivasi, dan mendorongnya terus-menerus untuk merealisasikan semua target yang diharapkannya. Setiap keberhasilan yang diraih bukanlah milik sendiri, melainkan milik mereka berdua.

  • Menghidupkan semangat dan harapan suami
Di antara ciri khusus istri cerdas adalah selalu berusaha membangkitkan semangat dan menghidupkan harapan dalam diri suaminya, begitu pula pada anaknya, saudaranya, atau ayahnya sekalipun. Janganlah sekali-kali seorang istri mengatakan bahwa suaminya selalu mengalami kegagalan. Menurut Margaret Colcen, kewajiban terpenting seorang istri adalah memanfaatkan waktu makan bersama untuk berbicara dangan suami tentang harapan, optimisme, dan keberhasilan.
Bunda Khadijah selalu mampu memberikan semangat untuk Muhammad Saw lewat kata-kata dan perilaku yang menarik.
Ungkapannya berisi dua hal:
1. Meyakinkan kepada suami bahwa perjuangannya benar dan lurus.
2. Memuji dan menganggap suami mempunyai potensi yang dapat dijadikan modal.
3. Dorongan semangat bahwa usahanya akan berhasil dan menghasilkan.
Jangan lupa, pujian yang tidak berlebihan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pembangkitan suami.

  • Mengimbangi kecemasan suami dengan sikap dan tindakan simpatik
Seorang wanita sama sekali tidak dapat membahagiakan suami dan mendorongnya mencapai keberhasilan, kecuali bila ia tetap kreatif dan mampu menghiburnya. Hendaklah seorang istri benar-benar memahami bahwa suaminya sangat membutuhkan pandangan yang mendalam dari istrinya mengenai apa yang dilakukannya.
Harus dipahami oleh seorang istri, kecemasan suami mendorongnya uring-uringan, terkadang marah-marah, dan emosinya cepat meninggi. Hal ini sangan wajar, sebab, suami sedang mencari pelampiasan ketegangan. Sebagai istri yang baik, jangan sekali-kali mengimbanginya dengan emosi dan marah juga. Sikap yang seperti itu, ikut terbawa marah dan emosi, dapat membuat kapal suami yang semakin menghilangkan kekuatan semangat dan kesabarannya. Yang tepat dilakukan oleh seorang istri adalah menyarankannya untuk berdzikir kepada Allah dan sholat. Atau, ajaklah dia tidur, supaya ketegangannya menurun.

  • Tidak merecoki tekad bulat suami
Tekad seorang suami memerlukan perekat yang kental dari istrinya. Keinginan merecoki tekad suami adalah akibat istri yang tidak membiasakan belajar bersabar. Yang lebih parah, ketakutan kehilangan suami dan perasaan cemburu yang tak beralasan membuat istri menghalangi suaminya uintuk maju.

  • Pandai melontarkan kritik membangun
Kritik yang diberikan seorang istri adalah bantuan berharga bagi seorang suami. Orang yang paling tahu dan merasakan kekurangan suami adalah istri. Istri adalah orang yang tahu luar dalam suaminya.

  • Anti campur tangan
Seorang istri cerdas akan menguras pikirannya untuk mencari cara agar suaminya dapat tenang dan konsentrasi pada kegiatannya. Ia akan membiarkan suaminya berbuat dan mengerjakan pekerjannya tanpa ikut campur di dalamnya, jika suaminya menginginkan hal itu.

Rela memberikan waktu luas kepada suami untuk konsentrasi pada tugasnya
Seorang suami yang pandai adalah suami yang dapat memenuhi kewajiban tugas dan hak keluarga. Sedangkan istri yang cerdas adalah istri yang banyak legowo atas hak diri dan lebih mementingkan kemaslahatan keluarga. “Biarlah dia kurang memperhatikanku, asalkan keutauhan dan kemaslahatan keluarga terjaga dengan baik,” moto inilah yang biasa dipegang wanita terpelajar.



arikenya wibowo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

belajar menulis, belajar membaca, belajar berkomentar, belajar dikomentari............ why not???